Internasional

Indonesia Siap Menjadi Mitra Pembangunan Melanesia

Pemerintah Indonesia mengumumkan kesiapannya untuk menjadi mitra pembangunan bagi negara-negara dalam Melanesian Spearhead Group (MSG). Fokus utama adalah sektor ekonomi biru, ketahanan lingkungan, perdamaian dan keamanan, kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, serta infrastruktur.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) MSG ke-23 yang diadakan di Suva, Fiji, pada 18-23 Juni 2025.

Arrmanatha menyoroti bahwa pembangunan dan kemajuan ekonomi harus menjadi prioritas utama MSG agar bermanfaat nyata bagi masyarakat.

“Mari kita fokus pada hasil nyata, seperti penciptaan lapangan pekerjaan, pembangunan infrastruktur, serta memperkuat perdagangan dan pendidikan,” ujarnya dalam keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri RI pada Selasa (24/6/2025).

Dia menambahkan bahwa negara-negara MSG memiliki posisi strategis di Pasifik, mencakup 86 persen dari populasi, 98 persen Produk Domestik Bruto (PDB), dan hampir setengah dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di kawasan tersebut.

“Dengan melimpahnya sumber daya alam dan kekuatan sumber daya manusia, negara-negara MSG pasti bisa dan harus menjadi pemimpin di kawasan Pasifik,” kata dia.

KTT MSG ke-23 dipimpin oleh Perdana Menteri Fiji, Sitiveni Ligamamada Rabuka, dan dihadiri oleh pemimpin negara anggota MSG serta Australia dan Tiongkok sebagai tamu kehormatan.

Keikutsertaan Indonesia dalam KTT MSG kali ini juga menandai satu dekade sejak bergabung sebagai Associate Member (AM), menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam mendorong perdamaian dan kemakmuran di kawasan Pasifik.

Melanesian Spearhead Group adalah organisasi antar-pemerintah yang terdiri dari beberapa negara Melanesia di Pasifik, termasuk Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu serta Front Pembebasan Nasional Kanak dan Sosialis Kaledonia Baru (FLNKS).

Tujuan utama organisasi ini adalah mempromosikan kerja sama di bidang ekonomi, budaya, dan politik antar anggotanya, serta menyuarakan aspirasi kolektif mereka, terutama dalam isu-isu terkait Melanesia.