Duta Besar Persatuan Emirat Arab (PEA) untuk Republik Indonesia, Abdulla Salem Al-Dhaheri, mengungkapkan bahwa PEA berniat untuk meningkatkan investasinya di sektor-sektor strategis yang dikelola oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia.
“Kami bersemangat dan amat berminat, dan kami telah menyampaikan ketertarikan untuk berinvestasi bersama Danantara,”
ungkap Al-Dhaheri dalam sebuah acara di Kediaman Duta Besar UAE di Jakarta pada Jumat malam.
Al-Dhaheri menyatakan bahwa pembicaraan baru memasuki tahap awal, sehingga belum ada keputusan final mengenai besaran investasi. Namun, ia telah bertemu dengan mitra dari Danantara untuk menyampaikan niat investasi tersebut.
Tidak hanya itu, PEA juga berminat memperkuat investasi dalam bidang hilirisasi komoditas, misalnya nikel oksida untuk produksi aluminium.
“Kami masih dalam tahap diskusi, belum ada hasil konkret, tapi kami harap pembicaraan dapat terus berlanjut hingga tercapai keluaran yang konkret,”
ujar Al-Dhaheri.
Di awal tahun ini, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan kesiapan PEA untuk berinvestasi sebesar US$ 10 miliar di Danantara untuk mendukung pengembangan energi terbarukan.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, menambahkan bahwa investasi asing dan dalam negeri senilai Rp 13.032,8 triliun dibutuhkan dalam kurun 2025–2029. Rosan optimistis Danantara dapat mencapai target investasi Rp 2.175,26 triliun pada tahun 2026.
“Danantara ini menimbulkan keyakinan atau confidence (kepercayaan diri) dari para investor, terutama investor luar negeri saat mereka berinvestasi di Indonesia,”
jelas Rosan.
Rosan menjelaskan bahwa Danantara, sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia, memudahkan investor luar negeri dalam mengidentifikasi proyek-proyek berpotensi tinggi di Indonesia. (Ant/N-7)
—




