Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kota Kuala Lumpur Malaysia telah menandatangani kesepakatan sister city sebagai langkah nyata untuk menghadapi berbagai tantangan bersama, serta untuk membangun kota yang lebih tangguh, nyaman, dan berkelanjutan bagi masa depan.
“Kami dihadapkan pada tantangan yang sama, seperti kemacetan lalu lintas, peningkatan kebutuhan layanan publik, dan perubahan iklim, tetapi ada peluang besar untuk saling belajar dan mendukung,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dalam pernyataan resmi di Jakarta pada Senin (11/8/2025).
Kesepakatan ini, dalam bentuk Letter of Intent (LOI), ditandatangani oleh Pramono dan Wali Kota Kuala Lumpur, Dato’ Seri Maimunah di Kuala Lumpur, Malaysia.
Sister city merupakan hubungan kooperatif antara dua kota di negara yang berbeda, bertujuan untuk mempererat persahabatan dan pertukaran di bidang budaya, pendidikan, ekonomi, dan kadang-kadang kerja sama teknis.
Penandatanganan ini adalah kolaborasi jangka panjang ketiga selama enam bulan terakhir masa jabatan Pramono Anung, setelah perjanjian dengan Chungcheongnam-do (Korea Selatan) dan Heidelberg (Jerman).
Pramono menyatakan bahwa kerja sama ini akan memperkuat kolaborasi di berbagai bidang strategis antara Jakarta dan Kuala Lumpur.
Kolaborasi tersebut mencakup kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, pencegahan banjir, pembangunan gedung hijau, dekarbonisasi energi, transportasi berkelanjutan, pengelolaan sampah, serta pertukaran budaya dan pariwisata.
Pramono menegaskan, kerja sama ini bukan hanya simbolis, tetapi merupakan langkah konkret untuk mengatasi tantangan bersama dan membangun kota yang lebih tangguh dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Wali Kota Kuala Lumpur Dato’ Seri Maimunah mengapresiasi kunjungan Pramono.
“Kehadiran Bapak di Kuala Lumpur adalah isyarat penuh makna yang sangat kami hargai. Kemitraan antara Kuala Lumpur dan Jakarta semakin kuat, dan saya yakin kerja sama ini akan membawa manfaat nyata bagi kedua kota,” ungkap Maimunah.
—




